Pengertian
Ikatan Logam
Lebih dari delapan puluh unsur yang
ada di sistem periodik unsur adalah logam. Logam
bersifat padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan pengecualian unsur
merkuri dan galium yang keduanya berupa cairan. Sebagai pengingat, sifat-sifat
logam adalah sebagai berikut:
- Mempunyai konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.
- Berkilau dan memantulkan cahaya.
- Dapat ditempa.
- Mempunyai variasi kekuatan mekanik.
Ikatan logam adalah suatu kekuatan
utama yang menyatukan atom-atom logam. Ikatan logam merupakan akibat dari
adanya tarik menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari
elektroyangbergerakbebas.
Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak dapat mengantarkan listrik pada fase padatan, dan senyawa ionik bersifat rapuh (berlawanan dengan sifat logam). Atom dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi. Dengan demikian atom tersebut tidak mampu membentuk ikatan kovalen. Senyawa kovalen merupakan penghantar listrik yang buruk dan umumnya berupa cairan (dengan sifat berkebalikan dengan pembentukan logam). Dengan demikian, logam membentuk model ikatan yang berbeda.
Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak dapat mengantarkan listrik pada fase padatan, dan senyawa ionik bersifat rapuh (berlawanan dengan sifat logam). Atom dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi. Dengan demikian atom tersebut tidak mampu membentuk ikatan kovalen. Senyawa kovalen merupakan penghantar listrik yang buruk dan umumnya berupa cairan (dengan sifat berkebalikan dengan pembentukan logam). Dengan demikian, logam membentuk model ikatan yang berbeda.
Model Lautan Elektron
Untuk menjelaskan ikatan pada logam,
Lorentz mengusulkan sebuah model yang dikenal dengan model gas elektron atau
model lautan elektron. Model ini didasarkan pada sifat logam berikut:
Energi ionisasi yang rendah
Logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah. Secara tak langsung,
pengertian ini merujuk pada elektron valensi yang tidak terikat dengan kuat
oleh inti. Elektron valensi dapat bergerak dengan bebas diluar pengaruh inti.
Dengan demikian, logam mempunyai elektron yang bebas bergerak.
Banyak orbital kosong
Telah diteliti bahwa logam mempunyai
banyak orbital yang kosong sebagai akibat elektron valensi logam lebih rendah
daripada orbital valensi logam. Sebagai contoh, logam litium mempunyai orbital
2p yang kosong; natrium mempunyai orbital 3p dan 5d yang
kosong; dan magnesium mempunyai orbital 3p dan 3d yang juga masih
kosong.
Contoh Ikatan Logam
Elektron yang paling luar pada
sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan yang tidak erat dengan ini
karena letaknya yang jauh dari muatan positif inti. Semua elektron valensi
logam-logam bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara
inti atom. Elektron yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan terhadap ion
bermuatan positif. Ikatan logam tidak mempunyaiarah.Akibatnya,ikatantidakrusakketikalogamditempa.
Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.
Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.
Contoh ikatan unsur yang mempunyai ikatan logam adalah sebagian besar logam seperti Cu, Al, Au, Ag, dsb. Logam transisi seperti Fe, Ni, dsb membentuk ikatan campuran yang terdiri dari ikatan kovalen (pada elektron 3d) dan ikatan logam.
Pembentukan Ikatan Logam
Logam memiliki sedikit elektron valensi dan
memiliki elektronegativitas yang rendah. Semua jenis logam cenderung melepaskan
elektron terluarnya sehingga membentuk ion-ion positif/atom-atom positif/kation
logam.
Kulit terluar unsur logam relatif longgar
(terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron terdelokalisasi, yaitu suatu
keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya pada suatu atom,
tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke atom lainnya.
Elektron valensi logam bergerak dengan sangat
cepat mengitari intinya dan berbaur dengan elektron valensi yang lain dalam
ikatan logam tersebut sehingga menyerupai “awan” atau “lautan” yang membungkus
ion-ion positif di dalamnya. Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai
perekat atau lem. Kation logam yang berdekatan satu sama lain saling tarik
menarik dengan adanya elektron bebas sebagai ”lemnya”.
IkatanLogamBeberapaUnsur
IkatanLogamNatrium
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-rata logam seperti natrium (titik leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada tabel periodik.
IkatanLogamNatrium
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-rata logam seperti natrium (titik leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada tabel periodik.
Natrium memiliki
struktur elektronik 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium tersentuh oleh delapan
atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian (sharing) antara atom tengah
dan orbital 3s di semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini
disentuh oleh delapan atom natrium lainya secara terus menerus hingga diperoleh
seluruh atom dalam bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom saling
tumpang tindih untuk memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak
yang memeperluas keseluruhan tiap bagian logam. Terdapat jumlah orbital molekul
yang sangat banyak, tentunya, karena tiap orbital hanya dapat menarik dua
elektron.
Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara
orbital-orbital molekul tersebut, dan karena itu tiap elektron menjadi terlepas
dari atom induknya. Elektron tersebut disebut terdelokalisasi. Logam
terikat bersamaan melalui kekuatan daya tarik yang kuat antara inti positif
dengan elektron yang terdelokalisasi.
Ikatan Logam Magnesium
Ikatan logam magnesium lebih kuat dan titik leleh
juga lebih tinggi. Magnesium memiliki struktur elektronik terluar 3s2.
Diantara elektro-elektronnya terjadi delokalisasi, karena itu “lautan” yang ada
memiliki kerapatan dua kali lipat daripada yang terdapat pada natrium. Sisa
“ion” juga memiliki muatan dua kali lipat dan tentunya akan terjadi dayatarik
yang lebih banyak antara “ion” dan “lautan”. Atom-atom magnesium memiliki
jari-jari yang sedikit lebih kecil dibandingkan atom-atom natrium dan karena
itu elektron yang terdelokalisasi lebih dekat ke inti. Tiap atom magnesium juga
memiliki 12 atom terdekat dibandingkan delapan yang dimiliki natrium.
Faktor-faktor inilah yang meningkatkan kekuatan ikatan secara lebih lanjut.
Ikatan Logam pada Unsur Transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan
titik didih yang tinggi. Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan
elektron 3d yang ada dalam kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih
banyak elektron yang dapat kamu libatkan, kecenderungan daya tarik yang lebih
kuat.
Ikatan Logam pada Leburan Logam
Pada leburan logam, ikatan logam tetap ada,
meskipun susunan strukturnya telah rusak. Ikatan logam tidak sepernuhnya putus
sampai logam mendidih. Hal ini berarti bahwa titik didih merupakan penunjuk
kekuatan ikatan logam dibandingkan dengan titik leleh. Pada saat meleleh,
ikatan menjadi longgar tetapi tidak putus
Sifat fisis logam
Sifat fisis logam ditentukan oleh ikatan logamnya
yang kuat, strukturnya yang rapat, dan keberadaan elektron-elektron bebas.
Beberapa sifat fisis logam yang penting:
Berupa padatan pada suhu ruang
Atom-atom logam bergabung oleh ikatan logam yang
sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat. Hal ini menyebabkan
atom-atom tidak memiliki kebebasan bergerak seperti halnya pada zat cair
(pengecualiannya adalah Hg).
Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah
patah jika ditempa
Ikatan
logam yang kuat dan struktur logam yang rapat menyebabkan logam bersifat kuat,
keras, dan rapat. Akan tetapi. Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam
bersifat lentur/tidak mudah patah. Hal ini dikarenakan sewaktu logam dikenakan
gaya luar, maka elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion
positif yang bergeser. Kemudian, berikatan lagi dengan atom yang berada di
sampingnya. Oleh karena itu, logam dapat ditempa, dibengkokkan, atau dibentuk
sesuai keinginan.
Mempunyai titik leleh dan titik didih yang
tinggi
Hal ini dikarenakan atom-atom logam terikat oleh
ikatan logam yang kuat. Untuk mengatasi ikatan tersebut, diperlukan energi
dalam jumlah yang besar.
Menghantarkan listrik dengan baik
Di
dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan
listrik. Jika diberi suatu beda tegangan, maka elektron-elektron ini akan
bergerak dari kutub negatif menjadi kutub positif.
Menghantarkan panas dengan baik
Elektron-elektron yang
bergerak bebas di dalam kristal logam memiliki energi kinetik. Jika dipanaskan,
elektron-elektron akan memperoleh energi kinetik yang cukup untuk dapat
bergerak/bervibrasi dengan cepat. Dalam pergerakannya, elektron-elektron
tersebut akan bertumbukkan dengan elektron-elektron lainnya. Hal ini
menyebabkan terjadinya transfer energi dari bagian bersuhu tingi ke bagian
bersuhu rendah.
Mempunyai permukaan yang mengkilap
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron
bebas. Sewaktu cahaya jatuh pada permukaan logam, maka elektron-elektron bebas
akan menyerap energi cahaya tersebut. Elektron-elektron akan melepas kembali
energi tersebut dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi cahaya awal. Oleh karena frekuensinya sama, maka kita
melihatnyta sebagai pantulan cahaya yang datang. Pantulan cahaya tersebut
memberikan permukaan logam tampak mengkilap.
Memberikan efek fotolistrik dan efek
termionik
Apabila
elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar, maka
elektron tersebut dapat lepas dari logam. Elektron tersebut dapat ditarik
keluar oleh suatu beda potensial positif. Jika energi yang diperoleh elektron
bebas berasal dari berkas cahaya, maka fenomena pelepasan elektron dari logam
disebut efek fotolistrik. Sedangkan jika energi tersebut berasal dari
pemanasan, maka disebut efek termionik.Contoh gambar ikatan logam.
Perbandingan
Sifat Fisis Senyawa Logam dengan Senyawa Non Logam
Logam
|
Non
Logam
|
||
1.
|
Padatan logam termasuk penghantar
listrik yang baik
|
1.
|
Padatan non logam biasanya bukan
penghantar listrik
|
2.
|
Mempunyai kilap logam
|
2.
|
Tidak mengkilap
|
3.
|
Kuat dan keras (apabila digunakan
sebagai logam paduan)
|
3.
|
Kebanyakan non logam tidak kuat
dan lunak
|
4.
|
Dapat dibengkokkan dan diulur
|
4.
|
Biasanya rapuh dan patah bila
dibengkokkan atau diulur
|
5.
|
Penghantar panas yang baik
|
5.
|
Sukar menghantarkan panas
|
6.
|
Kebanyakan logam memiliki
kerapatan yang besar
|
6.
|
Kebanyakan non logam memiliki
kerapatan rendah
|
7.
|
Kebanyakan logam memiliki titik
didih dan titik leleh yang tinggi
|
7.
|
Kebanyakan non logam memiliki
titik didih dan titik leleh yang rendah
|
Ciri-ciri ikatan logam :
v Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong
yang terjejal rapat 1 sama lain.
v Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga
sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
v Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar
(terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom
ke atom lain.
v Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga
elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana
elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa
berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
v Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan
elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
Fakta Yang
Mendukung Adanya Ikatan Logam
Drude dan Lorentz mengemukakan model,
bahwa logam sebagai suatu kristal terdiri dari ion-ion positif logam dalam
bentuk bola-bola keras dan sejumlah elektron yang bergerak bebas dalam ruang
antara. Elektron-elektron valensi logam tidak terikat erat (karena energi
ionisasinya rendah), sehingga relatif bebas bergerak. Hal ini dapat dimengerti
mengapa logam bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang baik, dan juga
mengkilat. Gambar berikut
mengilustrasikan suatu model logam dengan elektron-elektron membentuk suatu
“lautan” muatan negatif.
Model lautan elektron ini sesuai dengan
sifat-sifat logam, seperti: dapat ditempa menjadi lempengan tipis, ulet karena
dapat direntang menjadi kawat, memiliki titik leleh dan kerapatan yang tinggi.
Logam dapat dimampatkan dan direntangkan tanpa patah, karena atom-atom dalam
struktur kristal harus berkedudukan sedemikian rupa sehingga atom-atom yang
bergeser akan tetap pada kedudukan yang sama. Hal ini disebabkan mobilitas
lautan elektron di antara ion-ion positif meru-pakan penyangga.
Keadaan yang
demikian ini berbeda dengan kristal ionik. Dalam kristal ionik, misalnya NaCl,
gaya pengikatnya adalah gaya tarik menarik antar ion-ion yang muatannya
berlawanan dengan elektron valensi yang menempati kedudukan tertentu di sekitar
inti atom. Bila kristal ionik ini ditekan, maka akan terjadi keretakan atau
pecah. Hal ini disebabkan adanya pergeseran ion positif dan negatif sedemikian
rupa sehingga ion positif berdekatan dengan ion positif dan ion negatif dengan
ion negatif, keadaan yang demikian ini mengakibatkan terjadi tolak-menolak
sehingga kristal ionik. menjadi retak
Pengaruh Ikatan
Logam Terhadap Sifat Logam
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang
tinggi sehingga memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara
atom-atomnya. Secara rata-rata logam
meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur yang mendahuluinya pada tabel periodik.
Ikatan logam tidak sepenuhnya putus sampai logam mendidih. Hal ini berarti
bahwa titik didih merupakan penunjuk kekuatan ikatan logam dibandingkan dengan
titik leleh. Pada saat meleleh, ikatan menjadi longgar tetapi tidak putus
Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Ikatan Logam
Sifat fisik logam
Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih
yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam
yang satu dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang
terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik
didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron
untuk dikontribusikan pada ikatan – tetapi ada hal lain yang menyababkan hal
ini terjadi:
·
Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun
dengan tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang
banyak seperti kebanyakan logam.
·
Unsur-unsur golongan 1 memiliki
ukuran atom yang rekatif besar (berarti bahwa inti jauh dari elektron yang
terdelokalisasi) yang juga menyebabkan lemahnya ikatan.
Daya
hantar listrik
Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi
bebas bergerak di seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron
tersebut dapat melintasi batas butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat
terganggu pada batas butiran kristal, selama atom saling bersentuhan satu sama
lain, ikatan logam masih tetap ada.
Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini
menunjukkan bahwa meskipun atom logam bebas bergerak, elektron yang
terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa sampai logam mendidih.
Daya
hantar panas
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas
diteruskan oleh elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini
memnyebabkan elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan
melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak.
Kekuatan
dan kemampuan kerja
Sifat
dapat ditempa dan sifat dapat diregang
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa
(dapat dipipihkan menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang
(dapat ditarik menjadi kawat). Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk
menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang
baru tanpa memutuskan ikatan logam.
Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom
akan mulai menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan lagi,
atom-atom tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada kondisi seperti itu,
logam dikatakan menjadi elastis.
Jika
tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan menggelimpang
satu sama lain sampai pada posisi yang baru, dan logam berubah secara permanen.
Kekerasan
logam
Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang
lain ini dihalangi oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai
mana mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak batas butiran
(butiran-butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih keras.
Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan
suatu daerah dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam
cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya
membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.
Pengontrolan
ukuran butiran kristal
Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat
mengontrol ukuran butiran kristal melalui perlakuan panas atau
melalui pengerjaan logam.
Pemanasan logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam
menjadi susunan yang lebih rapi – penurunan jumlah batas butiran, dan juga
membuat logam lebih lunak. Pembantingan logam ketika logam tersebut mendingin
cenderung untuk memhasilkan butirn yang kecil. Pendinginan membuat logam
menjadi keras. Untuk memperbaiki kinerja ini, kamu dapat memanaskannya lagi.
Kamu juga dapat memutuskan susunan yang atom teratur melalui
penyisipan atom yang memiliki ukuran sedikit berbeda pada struktur logam. Alloy
seperti kuningan (campuran tembaga dan seng) lebih keras dibandingkan logam
asalnya karena ketidakteraturan struktur membantu pencegahan barisan atom
tergelincir satu sama lain.